Selasa, 29 Agustus 2023

Kakak's Journey (Prolog) : Becoming the Indonesian International Student Mobility Award(IISMA) 2023 Awardee

Prolog

14 April 2023, pukul 22.30, bertepatan dengan malam ke-24 Ramadhan 1444 H, Kakak baru saja pulang dari kantor tempatnya menjalani internship dua bulan belakangan ini  dan mendapati ruang tamu kami yang kecil mungil penuh sesak. Ayah, bunda, dan adik-adik masih setia menahan kantuk bakda sholat tarawih. Apa pasal? kami menunggu pengumuman awardee Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) tahun 2023 dan itu bukan main rasanya..:D.  Deg-deg-an dan gak sabaran, padahal yang tes kakak seorang, sementara kami yang lain adalah suporter, tapi seolah kami bisa merasakan apa yang sedang kakak rasa. Melihat wajah lelah kakak malam itu, dan matanya yang masih penuh harap, bunda tak tega.

Bagi yang belum familiar dengan program IISMA, program ini adalah bagian dari program Kampus Merdeka atau MBKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) berupa pemberian beasiswa yang bertujuan membiayai mahasiswa Indonesia dari program Sarjana (S1) maupun Vokasi (Diploma) yang terpilih dalam program mobilitas internasional ke perguruan tinggi dan industri terbaik dunia. Apabila berhasil terpilih sebagai penerima beasiswa IISMA, mahasiswa program S1 nantinya dapat mengikuti perkuliahan di universitas di luar negeri selama satu semester (4-6 bulan). 

Tahun 2023 ini merupakan tahun ketiga Kemendikbudristek RI menyelenggarakan seleksi IISMA dan berdasarkan rilis terakhir dari laman Kemendikbudristek diketahui bahwa hingga pendaftaran ditutup pada hari Kamis, 9 Maret 2023, sebanyak 12.704 mahasiswa jenjang sarjana dan diploma resmi terdaftar sebagai calon peserta, dan 9.116 diantaranya berhasil menyelesaikan semua persyaratan berkas yang harus diunggah pada laman https://iisma.kemdikbud.go.id/. Mereka yang berhasil menyelesaikan semua persyaratan berkas terdiri dari 7.664 mahasiswa sarjana dan 1.452 mahasiswa vokasi.


Tahun 2022 lalu, sewaktu kakak masih  duduk di semester 4, ia pernah mencoba mengajukan aplikasi beasiswa IISMA. Sebanyak 7.501 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia mengajukan aplikasi kala itu dan sekitar 1.200 orang diantaranya berhasil lulus sebagai awardee. Sayangnya perjuangan kakak terhenti di tahap wawancara. 

Tahun 2023, saat memasuki semester 6, kakak sekali lagi minta ijin pada ayah dan bunda untuk mencoba kembali seleksi IISMA. Rupanya ia masih penasaran, mengingat pengalamannya tahun sebelumnya yang gagal meraih hasil maksimal, sementara tahun 2023 ini menjadi tahun terakhirnya untuk dapat mencoba kembali karena batasan yang ditetapkan oleh penyelenggara program IISMA.

Ketentuan pendaftaran program IISMA Tahun 2023 untuk mahasiswa program S1 adalah sebagai berikut:
  1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif jenjang S1 Perguruan Tinggi Dalam Negeri (PTDN)  di bawah Kemendikbudristek.
  2. Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di Indonesia dan tidak berkewarganegaraan ganda.
  3. Sedang menempuh pendidikan di semester 4 atau 6 jenjang S1.
  4.  Maksimal berusia 23 tahun pada Juli 2023.
  5. Tidak pernah mengambil cuti semester selama berkuliah.
  6. Tidak pernah mengikuti mobilitas internasional secara fisik, termasuk summer/winter program, internship, exchange, credit mobility, sit-in, dual/double degree atau program sejenis yang memiliki beban kredit/sks selama kuliah.
  7. Memiliki IPK minimal 3.0 (dari 4.0) yang dibuktikan dengan transkrip akademik terakhir.
  8. Mengirimkan nilai sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris yang cukup, yaitu minimal 6.0 untuk nilai IELTS, 78 untuk TOEFL iBT atau 100 untuk nilai hasil Duolingo English Test (untuk program vokasi : nilai 6.0 untuk nilai IELTS, 60 untuk TOEFL iBT , 95 untuk nilai hasil Duolingo English Test atau 605 untuk nilai TOEIC).
  9. Dinominasikan oleh wakil Rektor bidang Akademik dari PTDN masing-masing.
  10. Tidak mengikuti program kampus merdeka lainnya selama mengikuti program IISMA.
  11. Tidak mengikuti lebih dari 1 program flagship kampus merdeka sebelum mendaftar program IISMA.
  12. Tidak melanggar hukum yang berlaku di Indonesia.
  13. Bersedia menaati seluruh aturan dan mengikuti seluruh kegiatan yang telah ditetapkan oleh program IISMA.

Setiap calon awardee diharapkan memiliki kompetensi antara lain sense-makingnovel and adaptive thinking, social intelligence, transdiscplinarity, new media literacy, computational thinking, cognitive load management, design mindset, cross cultural competency, dan virtual collaboration.

Sekedar berbagi pengalaman, untuk memenuhi ketiga belas persyaratan di atas, kakak menempuh beberapa langkah yang dimulai dengan berkoordinasi dengan international affair divission di kampusnya, President University (https://president.ac.id/).

Untuk keperluan penyiapan dokumen-dokumen sebagaimana dipersyaratkan pada poin 1 s.d. 7 dan poin 9 s.d. 11, kampus akan membantu calon peserta dengan memberikan pendampingan sepanjang proses penyiapan dokumen yang dibutuhkan seperti transkrip nilai, surat keterangan mahasiswa tidak pernah mengambil cuti semester. Sebagai tambahan, di President University, setiap mahasiswa yang mengajukan aplikasi IISMA harus sudah memiliki paspor, sebagai antisipasi dini apabila mahasiswa tersebut nantinya terpilih sebagai awardee. Setiap universitas di Indonesia mungkin memiliki kriteria seleksi internal yang berbeda sesuai dengan kebijakan di masing-masing universitas.

Untuk syarat pada poin 8, kakak memilih mengambil tes IELTS dan untuk syarat pada poin 12 diperlukan Surat Keterangan Catatan Kepolisian / SKCK (pengalaman mengikuti tes IELTS dan pembuatan SKCK ini akan bunda share di edisi Kakak's Journey (Part-1) : Persiapan Seleksi IISMA 2023., sedangkan untuk syarat ke-13 merupakan pernyataan yang diunggah ke laman pendaftaran IISMA.

 Kembali lagi ya ke deg-deg annya menunggu pengumuman IISMA awardee :). 

Kakak bercerita, bahwa hari itu, sejak pukul 17.00, laman IISMA menjadi susah di akses, dan sepertinya ada gangguan dengan peladen (server) sehingga janji penyelenggara IISMA yang akan mengumumkan langsung awardees melalui akun masing-masing calon awardees. Sampai dengan pukul 23.30, belum ada perubahan di tampilan akun IISMA kakak, informasi yang terpampang di layar masih berupa pemberitahuan jadwal wawancara, yaitu tahap akhir dari seleksi yang sudah dijalani kakak dua pekan sebelum tanggal 14 April 2023. 

Sembari menunggu, bolak balik kakak, memantau grup kampusnya, grup telegram calon awardees dan twitter IISMA, sampai mendekati pukul 11 malam,  ketika ia me-refresh entah untuk keberapa kalinya akunnya di laman IISMA, ia mengangkat wajahnya dan senyum kecilnya muncul sewaktu memberi tahu ayah bahwa ia akan berangkat ke Adelaide, South Australia, dimana kampus yang ia pilih untuk satu semester ke depan yaitu University of Adelaide berada

Masya Allah,  kebahagiaan kakak laksana hadiah Ramadhan terindah bagi kami sekeluarga.Alhamdulillah :).




Selasa, 03 Januari 2023

Kita dan Resolusi-Resolusi

 Resolusi di tiap awalan semisal awal tahun yang baru dari setiap  kita bisa jadi berbeda-beda, tapi  secara umum semua dari kita akan menorehkan niat menjadi lebih baik dibanding hari yang lalu. 

Bukan manusia utuh, katanya, jika tak memiliki ambisi, mengejar hal yang lebih baik, yang lebih besar, lebih bermakna, lebih meluaskan jangkauan dan lebih-lebih lainnya.  Sementara ukurannya, bisa jadi pula tak sama, ada yang cukup bahagia dengan lebih tak seberapa, ada yang tak puas dengan kelebihan yang sudah berlebih lebih dari dirinya. 

Manusia suka mengukur capaian, membandingkannya satu sama lain, mengimpikan capaian orang lain, sembari diam-diam kecewa karena diri tak mampu sampai ditataran yang sama. Padahal, ukuran bahagia tergantung parameter yang ditetapkan masing-masing individunya.


credit image : https://www.contohblog.com/2017/12/resolusi-tahun-baru-blogger.html

Perihal resolusi, ambisi dan ukuran pencapaian, teringat saya pada sepenggal lirik lagu Hindia, "Untuk Apa", katanya: 

"...Tak sadar menimbun lebih berharga
Berdiri di atas yang lebih bermakna
Anak tangga yang berlebihan jumlahnya
Mendaki terus entah mau ke mana?
Dan kau selalu bertanya, untuk apa?

Mengelak kerap kutemukan jawabnya
Medusa dan semakin keras kepala
Seakan hidup hanya untuk bekerja
Mengejar mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga
Mengejar mimpi lupa dunia nyata
Mengejar mimpi tapi tidak bersama"

Ketika manusia tak lagi mengenal batasan diri dan sekelilingnya, memupuk tinggi-tinggi mimpi, mati-matian membuka jalan untuk mewujudkannya, hingga menempuh segala cara, dan lama-lama melupakan tujuan awal hidupya. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri. 

Menjadi sendiri dan memenangkan segalanya mungkin bentuk ambisi termurni manusia, meski dengan begitu ia melupakan hakikatnya sebagai manusia, yang (sejatinya) tak berharga bila tak membawa kemanfaatan bagi sesamanya.

Maka, bagi saya pribadi, ini perkara sederhana saja.  Resolusi ditiap awalan baru bagi saya tak jauh dari meluruskan niat dan meneguhkan kembali arah dan tujuan yang saya pilih untuk dijalani selama hidup. Apa dan siapa yang saya perjuangkan. Katakanlah ini kerdil, terlalu sederhana atau apa saja yang bisa dikecilkan dimata manusia lain, yang jelas saya tak butuh berjaya bila itu membuat saya harus sendiri😉.

Selamat mengulang hitungan 365 hari baru bersama almanak baru masing-masing. Semoga setiap langkah yang kita ambil tidak membawa kita kepada entah, melainkan merangkum semua kebaikan kembali kepada setiap awal yang menumbuhkan kita, keluarga💓.



Senin, 30 Mei 2022

The Blocker Issue in Our Life: Part One –Mental Block Syndrome

 

Belum lama saya menulis catatan seputar grit yang merupakan salah satu nilai positif yang perlu ditingkatkan konsentrasinya dalam diri untuk dapat dijadikan modal dalam upaya mencapai goal yang telah kita tetapkan dalam hidup.

Kali ini, terinspirasi dari pengalaman di pekan ini, yang saya temukan dalam kegiatan pengujian IT sistem yang sedang dalam proses pengembangan di instansi tempat saya bertugas, saya menemukan istilah yang cukup memancing perhatian, kami menyebutnya blocker.

Dalam dunia pengembangan sistem, istilah blocker merujuk pada masalah yang kita temui selama pengembangan atau pengujian system yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan pengembangan atau pengujian lebih lanjut. Sementara di speutar manajemen proyek, blocker diartikan sebagai segala sesuatu yang sepenuhnya mencegah kemajuan terjadi dalam suatu proyek. Blocker dalam proyek bisa berarti seseorang, sesuatu dan dapat bersumber dari lingkungan internal atau eksternal. Blocker menghentikan keseluruhan proses dan memerlukan perhatian segera untuk ditemukan solusinya jika benar-benar ingin mencapai tujuan.

credit picture : https://icon-library.com/icon/blocker-icon-9.html

Kembali pada cara kita mengelola diri, apakah ada kemungkinan isu blocker menghalangi kemajuan atau pencapaian tujuan kita sebagai individu?

Hasil sarapan saya pagi ini di bebeapa situs yang mengusung tema psikologi mempertemukan saya dengan topik mental block. Mengacu pada definisi dalam dictionary.cambridge.org, kita disebut memiliki mental block ketika tidak dapat memahami sesuatu atau tidak dapat melakukan sesuatu dikarenakan pikiran kita mencegahnya.

Sementara itu, dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Imani Campbell dan dimuat di situs Sage Neuroscience Centre,  berjudul "Overcoming Mental Blocks",  mental block diartikan sebagai kondisi ketika otak kita menemukan penghalang dalam mengakses kreativitas, motivasi, atau produktivitas.

Penyebab kita tidak dapat berpikir jernih dapat diakibatkan oleh beberapa hal, misalnya kurang tidur dalam waktu yang lama, tidak cukup mengonsumsi makanan bernutrisi, defisiensi vitamin B12 atau akibat konsumsi obat yang rutin dalam jangka waktu panjang atau penyalahgunaan obat.  Kebiasaan menyelesaikan tugas mendekati batas tenggat waktu atau tuntutan kerja, termasuk  menghadapi orang-orang atau kondisi lingkungan yang memicu kekhawatiran tingkat tinggi dan berujung pada tingkat stres yang tinggi juga bisa menimbulkan mental block. Lalu bagaimana jika kita sendiri mengalami hal yang serupa? Jika diri kita diibaratkan sebagai sebuah IT system, apakah kita perlu me-reset pikiran kita sebelum bisa memulai lagi proses berpikir yang produktif?

Beberapa sindrom yang mungkin pernah kita alami dan  berujung pada mental block diantaranya:

Imposter Syndrome

Jika kita pernah merasa takut bila orang lain memandang kita tidak memiliki kualifikasi yang pantas untuk menduduki suatu posisi di lingkungan kerja, saat itu kita mengalami imposter syndrome. Untuk mengatasi sindrom ini, kita bisa terus menggaungkan pikiran positif bahwa jika kita memang telah terpilih untuk posisi tersebut, pastilah ada sisi positif dari diri kita yang memang layak menjadi dasar pemilihan kita oleh pihak-pihak yang berwenang melakukan recruitment.

Decision Fatigue

 Dilain waktu, kita mungkin pernah juga mengalami proses pengambilan keputusan yang rumit karena banyakanya keputusan yang mesti diambil seharian penuh, misalnya  untuk hal-hal sederhana semacam memilih OOTD (outfit of the day) alias pakaian sehari-hari, rute mana yang harus dipilih untuk menghindari kemacetan, kostum anak yang hendak menghadiri pesta ulang tahun temannya pada sore hari, makanan apa yang bakal kita pilih untuk sarapan atau makan siang, siapa yang lebih baik menjemput anak-anak dari sekolah, kita atau kah suami?,  apakah sepulang kerja masih sempat berebalanja, atau apakah anak-anak akan diajak menonton fim ke bioskop malam harinya?. Runtutan kejadian harian yang memerlukan pengambilan keputusan, bisa menimbulkan kebuntuan saat berpikir. Ini fakta, karena sebagai seorang ibu bekerja, saya sering mengalaminya :D.

Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurai kebuntuan proses berpikir adalah dengan menyederhanakan beberapa pilihan sehingga kita tidak perlu memikirkannya dengan serius. Misalnya, siapkan pakaian kerja dan kostum anak untuk ke pesta besok sore di malam sebelumnya, dan memilih menu sarapan dan makan siang yang senada sesekali harus kita toleransi. Demikian juga, memangkas rencana yang tidak menjadi keharusan atau prioritas semacam menghabiskan waktu dengan ke bioskop di malam hari bisa dialihkan ke hari yang lain. Pembuatan rencana yang disederhanakan dan dilakukan tidak dalam satu waktu ini memberikan kesmepatan kepada kita untuk terhindar dari kekhawatiran yang tidak perlu plus bisa mengalihkan perhatian kita untuk dapat fokus ke hal lain yang lebih penting.

Kurang lebih demikianlah sarapan pagi saya hari ini 😊, mungkin bukan hanya saya yang pernah mendapat pengalaman menghadapi mental block dalam keseharian. Bisa jadi kita senasib meski kadar blocker dalam diri kita mungkin tak setara. Smoga catatan kecil ini bisa menjadi pengingat diri untuk mengarungi hari ini dengan pikiran yang lebih terbuka bebas dari mental block. Have a nice day..

 

pranala:

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/mental-block

https://sageclinic.org/blog/overcoming-mental-blocks/

Jumat, 27 Mei 2022

Your Grit, Your Treasure : Part Three - How to Improve it

 Balik lagi dong ngobrolin "grit", topik yang masih membuat saya penasaran. Maklumlah dalam pikiran saya, selama masih ada nafas, isu passion dan ketahanan akan ujian masih akan selalu relevan. Bagaimana dengan anda? :)

Sedikit mengingatkan kembali bahwa grit yang kita bicaraan disini dapat diartikan sebagai gairah (passion) dan kegigihan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan yang berarti. Grit dipandang penting karena menjadi kunci penentu kesuksesan seseorang.

Dalam salah satu resensi buku karya Angela Duckworth berjudul  Grit: The Power of Passion and Perseverance yang saya baca dari laman https://sanger.umich.edu/news-9-17-19-book-club/ , telah diringkas poin-poin penting mengenai bagaimana cara kita dapat meningkatkan grit, sebagaimana saya sarikan berikut ini:

1. Perjelas Tujuan 

Mereka yang sangat tangguh mengetahui dengan sangat jelas tujuan akhirnya dan kebanyakan dari tujuan yang antaranya selaras dengan tujuan akhirnya. Angela Duckworth menyarankan tiga langkah Warren Buffet dalam menyatukan tujuan-tujuan, sesuatu yang dapat kita coba, yaitu:

- tulislah daftar dari 25 tujuan karir anda;

- Lingkari 5 prioritas tertinggi dari tujuan tersebut, dalam tahapan ini, kata hati/minat kita akan memainkan perannya;

- Lihat kembali 20 tujuan yang tersisa. Mana saja dari keduapuluh tujuan tersebut yang dapat mendukung pencapaian 5 prioritas tujuan karir kita? selebihnya, jangan dipedulikan lagi, karena hanya akan mengganggu tujuan akhir yang ingin dicapai.

2. Temukan minat anda

Minat menjadi sumbu dari gairah atau semangat. Faktanya, kebanyakan orang akan puas dengan pekerjaan yang memenuhi atau sesuai dengan minat mereka.Namun seringkali kita tidak dengan mudah dapat menemukan minat yang sesungguhnya. Nikmati proses pencarian ini, bisa dimulai dari mempertanyakan "apa yang suka sekali kita pikirkan?" ; "apa yang benar-benar kita pedulikan?"; atau "apa yang paling kita anggap penting?"

3. Berlatih dengan sungguh-sungguh

Mereka yang tangguh akan dengan mudahnya menyediakan waktu untuk berlatih sesuatu dalam bidang yang diminatinya. Latihan mereka dapat dikarakterisasi  oleh:

-  tujuan yang jelas ;

-  konsentrasi penuh dan usaha yang besar;

- Umpan balik yang langsung dan informatif; serta

- Pengulangan dengan refleksi dan penyempurnaan.

4. Ketahui dengan pasti tujuan kita

Kita pasti bisa merasakan hal yang berbeda saat memikirkan atau mengerjakan sesuatu yang sangat anda minati. "Perasaan" seperti ini merupakan awal yang tepat untuk mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai.Apapun passion kita, tanyakan pada diri  seniri bagaimana ia dapat menghubungkan kita dengan orang lain dan menghubungkan kita dengan gambar besar hidup kita serta menjadi sarana mengekspresikan nilai-nilai yang kita yakini. Yang lebih penting adalah bagaimana passion  dapat berkontribusi pada pemberiaan manfaat pada orang lain. Mereka yang tangguh akan terus berusaha karena tahu betul apa tujuan mereka.

5. Latihlah kebiasaan bicara hal-hal positif pada diri sendiri

Seberapa banyak yang akan coba dilakukan seseorang sangat tergantung pada pola pikirnya. Teruslah melatih pola pikir yang bertumbuh (growth mindset) terutama saat menghadapi masa-masa yang sulit. Sebagai tambahan, kita bisa mempraktikan kebiasaan bicara pada diri sendiri dengan menggunakan kata-kata yang positif. Percayalah diri kita perlu disemangati setiap waktu, dan pemberi semangat yang terbaik datang dai diri kita sendiri :).

6. Bergabung dalam lingkungan dimana budaya  tangguh berkembang

Budaya yang melingkupi lingkungan kita akan membentuk karakter kita. Jika memang kita ingin bertumbuh menjadi pribadi yang tangguh, temukan lingkungan yang tepat dan bergabunglah didalamnya. Seringkali hal tersulit adalah menggerakkan diri sendiri untuk memulai sesuatu. Misalnya, saya, pada suatu fase dalam karir saya mendapat tantangan untuk bergabung dalam tim yang mengawalsuatu proyek pengembangan sistem informasi baru yang akan diterapkan oleh instansi tempat saya bekerja. Bersama-sama dengan  300 an orang anggota tim lainnya, saya harus mengupayakan agar proyek tersebut berhasil sesuai target yang ditetapkan, Bersama-sama kami mempelajari banyak hal baru yang bahkan beberapa diantaranya sama sekali baru alias belum pernah kami pelajarai sebelumnya dan kadang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun pengetahuan kami. Setiap hari selama periode penyelesaian proyek yang memakan waktu kurang lebih 3 tahun, kami saling menyemangati, belajar cepat, bekerja seirama dan saling mendukung untuk memastikan keyakinan bahwa proyek ini akan berhasil kami selesaikan tepat waktu sesuai dengan ekspektasi terbaik. Dala perjalannya, melihat sekeliling saya yang bekerja dengan irama yang sama tampaknya budaya kerja dan belajar yang kami miliki tampak normal saja, meskipun pada praktiknya tak jarang kami harus lembur diluar waktu kerja yang seharusnya, mengorbankan hari libur dan harus memutar otak untuk menguasai ilmu baru yang (apalagi bagi saya yang tak muda lagi) seringkali sulit dipahami. Namun, dengan bergerak bersama-sama, kami yakin kami bisa.

Demikian beberapa langah yang dapat kita coba untuk membangun grit dalam diri dan lingkungan keluarga. Jika merasa belum sempurna jika hanya membacanya, tak ada cara lain membuktikannya selain mencobanya sendiri :). Yuk, kita latihan bareng.


Pranala :

Angela Duckworth, Grit: The Power of Passion and Perseverance

https://sanger.umich.edu/news-9-17-19-book-club/Grit matters. How do we grow it?










Minggu, 22 Mei 2022

Your Grit, Your Treasure : Part Two - Story of The Winner

 Minggu malam, 22 Mei 2022, podium tempat pengalungan medali para atlet Finswimming di Aquatic Sports Palace, National Sports Complex, My Dinh, Vietnam pada ajang SEA Games 2021 telah disiapkan untuk menyambut para pemenang final Men's Relay 4x100m Surface yang baru saja selesai dilaksanakan. Kontingen Indonesia, yang diwakili oleh Wahyu Anggoro, Petrol, Bima dan Dio Novandra berhasil meraih medali perunggu. Mereka keluar sebagai juara ketiga dengan waktu 2 menit 31.060 detik.

Dio Novandra Wibawa, saat menerima medali perunggu untuk nomor Men's relay 4x100m pada SEA Games XXXI, Vietnam

Adalah Dio Novandra Wibawa, saat ini tercatat sebagai atlet  provinsi Jawa Timur, pada malam sebelumnya, Sabtu 21 Mei 2022, juga turut menyumbangkan medali perak setalah bersama tim nya menduduki peringkat kedua pada nomor Men's Relay 4x100m Surface. SEA Games 2021 adalah event regional pertama bagi atlet  24 tahun ini.

Saya mengenal Dio kecil pada tahun 2001, usianya baru menjelang 5 tahun saat itu, dan sepanjang ingatan saya semenjak pertama kali melihatnya dan seterusnya tiap kali kami menghabiskan waktu bersama keluarga besar  di Surabaya, kami menyaksikan Dio kecil sebagai sosok yang sangat aktif secara fisik. Ketertarikannya akan aktivitas luar ruangan telah tampak sejak dini. Bermain sepak bola, berkeliling komplek perumahan dengan sepedanya, higga berlatih bulu tangkis dan renang mengisi hari-hari kanak-kanaknya. Bersama dengan kakak dan adiknya, semuanya laki-laki, semasa sekolah dasar, Dio aktif berlatih bulu tangkis di klub lokal dan juga berlatih renang hingga mengikuti beberapa event kejuaraan lokal dan menjadi pemenang di beberapa nomor.

Menjelang usia remaja, Dio memilih menekuni olah raga renang, jadwal latihannya juga meningkat, tidak hanya latihan di kolam, Dio remaja juga harus mengikuti serangkaian program latihan yang ditetapkan oleh coach nya di klub dan di pusat pelatihan atlet pemerintah kota Surabaya. Ketatnya jadwal latihan membuatnya harus berusaha ekstra untuk menyelesaikan program belajarnya di sekolah. Kami menyaksikan sendiri bagaimana perjuangannya semasa remaja untuk menyeimbangkan ritme belajar, latihan dan  juga bersosialisasi layaknya  remaja lainnya. Mendisiplinkan diri sendiri menjadi kuncinya untuk bisa tetap bertahan ditengah aktivitasnya yang tidak biasa ini.

Ada kalanya, semangat naik dan turun, ada waktunya lelah menjadi penghambat, dan menjaga konsistensi terhadap cita-cita menjadi perjuangan yang sungguh nyata. Kedua orang tua Dio sangat memahami kondisi ini, dan dimata saya, keduanya terbukti sama gigihnya dalam berusaha menjaga konsistensi putra-putra mereka dalam berprestasi di bidang olah raga. Bapak dan mama Dio, termasuk Eyang putri kami semasa hidupnya tak pernah kelihatan lelah mengawal Dio kakak beradik kemana-mana, mulai menemani berlatih, menyiapkan kebutuhan sepanjang program latihan, mengawal program belajar di sekolah, hingga mendampingi saat Dio bertanding di berbagai kejuaraan daerah baik di dalam maupun di luar kota. Satu keluarga besar kompak mendukung upaya anggota keluarga yang sedang berjuang.

Diakhir masa remajanya Dio memutuskan untuk memilih Finswimming sebagai cabang olahraga yang hendak ditekuninya. Semasa SMA, Dio telah menjadi salah satu atlet binaan Provinsi Jawa Timur. Naik kelas menjadi atlet provinsi, tantangan tentu semakin banyak. Satu hal yang saya pelajari, selain sangat konsisten dengan minatnya dalam olahraga, Dio makin mahir mengelola emosi dan kesabarannya. Jika semasa  kanak-kanak, kadang dikala kelelahan ia akan ogah-ogahan saat berlatih, semakin besar dan dewasa, pengelolaan diri baik fisik dan mentalnya semakin baik. Hujan dan panas, lelah dan bosan bukan alasan untuk menghindari program latihannya yang semakin intens. Tuntutan yang semakin tinggi dari pembina tampaknya justru memicu semangatnya untuk berusaha lebih keras lagi.

Pada tahun 2016, Dio menjadi salah satu atlet dari kontingen Jawa Timur yang bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat. Pada PON XIX ini, Dio yang saat itu telah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya menyumbangkan 1 medali emas untuk nomor 100m Surface dan 1 medali perak untuk nomor 200m Surface. Pada tahun 2017, Dio menjadi bagian dari kontingen Surabaya dalam Kejurnas Selam Finswimming Piala Gubernur IV Jawa Timur, kala itu Surabaya keluar sebagai juara umum. 

Pada tahun 2021, Dio sempat vakum dari aktivitas rutinnya sebagai atlet, karena cedera pada tangan kanannya akibat mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motornya. Selama beberapa waktu tidak dapat menjalani latihan cukup membuatnya khawatir akan kemampuannya untuk kembali ke ajang pertandingan berikutnya, termasuk pada PON XX di Papua. Dio terpaksa absen dari salah satu event nasional tersebut. Fase ini menjadi salah satu masa tersulit bagi karirnya sebagai atlet daerah. Namun demikian, ujian ini diartikan sebagai tantangan bagi kegigihan Dio untuk kembali bangkit. Pasca menjalani operasi tangan dan proses pemulihan beberapa waktu lamanya, Dio kembali memacu dirinya untuk berlatih dan berlatih. 

Pada Maret 2022, Dio menjadi salah satu atlet dari 14 orang atlet yang dipanggil masuk Pelatnas  berdasarkan surat panggilan dari PB POSSI nomor 155/PB.POSSI/III/2022 tanggal 16 Maret 2022 perihal Pemberitahuan Pelatnas SEA Games XXXI/Vietnam 2022 dan pemanggilan atlet yang ditandatangani Ketua Umum PB POSSI, Mayjen Widodo Dwi Purwanto. Selama kurang lebih 2 bulan lamanya, Dio dan teman-teman menjalani masa pelatihan di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno, sebelum diberangkatkan ke Vietnam untuk berlaga di SEA Games XXXI. 

Sepanjang pertandingan Finswimming di SEA Games Vietnam kali ini, kami menyaksikan perjuangan kontingen Indonesia di setiap nomor lomba. Keberhasilan Dio dalam memberikan kontribusi pada Indonesia melalui medali perak dan medali perunggu di dua nomor estafet putra, membawa rasa syukur dan kebahagiaan bagi kami, keluarganya. Kepada anak-anak di rumah saya jadikan momen ini sebagai contoh nyata dari rangkaian proses panjang yang penuh usaha untuk mewujudkan cita-cita. Perjuangan untuk mempertahankan konsistensi minat termasuk masa-masa recovery dan kembalinya sang kakak sepupu ke program pelatihan dan pertandingan antar daerah pasca mengalami kecelakaan hingga berhasil menjadi skuad tim Finswimming Indonesia dan menyumbangkan medali SEA Games di Vietnam dipandang anak-anak sebagai bukti nyata bahwa kegigihan dan konsistensi adalah modal bagi setiap indivindu untuk mencapai tujuan dan cita-citanya (yuk lihat tulisan saya tentang Grit disini).

Bagi kami, dengan contoh se"nyata" ini,  teori mengenai Grit bukan lagi sebatas teori. Semoga hasil yang lebih baik dapat diraih Dio dan mereka yang terus gigih berusaha di segala cuaca :).

Bekasi, 23 Mei 2022

Tribute for my nephew, Dio Novandra Wibawa

we proud of you


tautan yang relevan:

https://www.kemenpora.go.id/detail/1987/sesuai-harapan-presiden-menpora-amali-sebut-indonesia-tembus-tiga-besar-sea-games-2021-vietnam-berkat-dbon-sudah-benar

https://twitter.com/KEMENPORA_RI/status/

https://kabarindoraya.com/lolos-dari-fase-seleksi-nasional-katherina-eda-rahayu-masuk-timnas-sea-games-2022/

http://news.unair.ac.id/2016/09/30/dua-peselam-unair-raih-emas-pon-xix/




 


Jumat, 20 Mei 2022

Your Grit, Your Treasure : Part One

Ngobrol bareng para gen-Z alias generasi yang terlahir pada periode antara tahun 1997 hingga 2012kerap membuat saya berpikir, tak terkecuali ketika saya dan anak-anak  di rumah berbincang soal bagaimana menghadapi kegagalan atau hasil yang tak sesuai ekspektasi. 

Obrolan dimulai saat sulung saya mengekspresikan kekecewaannya menerima hasil seleksi salah satu program di kampus yang tak sesuai harapan. Mendengar dan menguatkan hatinya, itu pilihan saya saat itu. Sebagai orang tua (meski tak sempurna :) ), saya cukup dapat memahami, tentu ada saat-saat ketika kita menghadapi ketidaksesuaian harapan dengan fakta hasil yang kita terima. Satu hal yang sangat ingin saya bagi dengan si sulung adalah value yang saya yakini yang membuat saya bertahan sejauh ini menghadapi pengalaman   serupa. Namun lagi-lagi seperti ciri khas para gen-Z yang tidak mudah percaya pada kisah-kisah pengalaman generasi pendahulunya, anak-anak akan menantang kita untuk menunjukkan referensi yang relevan. Belum-belum berbagi pengalaman soal kegigihan, saya sudah harus menunjukkan bukti bahwa saya cukup gigih mencari referensi 😅.

Saya jadi teringat pada salah satu quote yang menjadi favorit saya hingga hari ini, sebuah pepatah dari negeri Sakura, berbunyi "Nana korobi yaoki",  fall down seven times, get up eight atau berarti kurang lebih "7 kali jatuh, 8 kali bangkit". Pepatah ini diambil dari gambaran boneka khas Jepang bernama Daruma, sebuah boneka sekaligus mainan asal Jepang berbentuk hampir bulat, dengan bagian dalam kosong serta tak memiliki kaki dan tangan serta dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Keantikan boneka ini,  jika ia dijatuhkan, akan selalu bangkit kembali, ciri khasnya inilah yang menginspirasi pepatah mengenai kegigihan. Pepatah ini yang kemudian kerap menjadi pengingat saya untuk tidak gampang menyerah, dan membentuk keyakinan diri saya bahwa jikapun harus terjatuh tujuh kali, saya masih punya kesempatan untuk bangkit kembali di kali kedelapan. Terdengar klise? mungkin, tapi  keyakinan ini telah berhasil membantu saya mempertahankan sikap positif dalam menghadapi banyak tantangan termasuk didalamnya ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan.

Boneka Daruma
credit picture : https://www.tribunnews.com/travel/2018/11/14/ini-sejarah-dan-makna-daruma-boneka-pembawa-keburuntungan-di-jepang

Bicara soal kegigihan, hasil selancar mata saya di dunia maya membawa saya pada laman https://angeladuckworth.com/tag/grit/, yang diantaranya memuat mengenai histori pengembangan pemikiran mengenai grit oleh peneliti bernama Angela Lee Duckworth. Pada tahun 2007, Duckworth bersama-sama dengan peneliti lainnya memuat hasil penelitian mereka yang berjudul "Grit: Perseverance and passion for long-term goals"  yang didalamnya memperkenalkan konsep grit. Grit didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mempertahankan ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang yang menantang, dimana orang-orang bertahan dengan hal-hal yang menjadi tujuan mereka dalam waktu yang sangat panjang sampai mereka menguasai hal-hal tersebut. Dalam grit terdapat dua hal penting, yaitu konsistensi minat dan ketekunan usaha. Dua komponen ini dipandang sebagai  parameter kegigihan  alias sikap pantang menyerah.

Dalam hidup, kita mungkin biasa menetapkan tujuan-tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.  Sebagian tujuan jangka pendek mungkin  menjadi jembatan untuk mencapai tujuan jangka panjang kita. Seberapa kuat keinginan kita mencapai tujuan jangka panjang tersebut tercermin dalam konsistensi minat dan ketekunan kita menjalani usaha-usaha sesuai minat tersebut. Sebutlah, jika sulung saya memiliki minat yang besar pada literasi dan penulisan, maka konsistensi pada minatnya tersebut akan membuatnya makin cakap, makin cepat bereaksi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan baru dalam bidangnya dan kualitas ini pada akhirnya akan membawanya pada kesuksesan. Deretan kualitas tersebut tentu saja tidak bisa diharapkan datang atau terbentuk dengan sendirinya, melainkan membutuhkan akumulasi usaha yang persisten. 

Sekarang, pertanyaannya, bagaimana kita bisa bertahan berusaha secara persisten? Carol Dweck, salah seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Amerika Serikat , dalam bukunya "Mindset: The New Psychology of Success" menulis mengenai dua mindset atau pola pikir dan kontribusinya terhadap kesuksesan seseorang, yang pertama adalah fixed mindset sementara yang lainnya adalah growth mindset.

Terkait fixed mindset, Dweck menulis, "Your view of yourself can determine everything. If you believe that your qualities are unchangeable - the fixed mindset - you will want to prove yourself correct over and over rather than learning from your mistakes."   Dalam terjemahan bebas, kurang lebih pernyataan ini diartikan bahwa  pandangan anda mengenai diri anda dapat menentukan segalanya. Jika anda percaya bahwa kualitas diri tak dapat diubah (fixed mindset), maka anda akan cenderung ingin membuktikan bahwa diri anda terus menerus benar dibandingkan memilih belajar dari kesalahan-kesalahan anda.

Dilain sisi, mengenai growth mindset, Dweck menulis "... This growth mindset is based on the belief that your basic qualities are things you can cultivate through your efforts.". Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa pola pikir berkembang (growth mindset) didasarkan pada keyakinan bahwa kualitas dasar anda adalah hal-hal yang dapat anda kembangkan melalui usaha anda. Dengan mengubah keyakinan kita bahwa kualitas diri dapat diekmbangkan, akan membawa pengaruh yang besar. Growth mindset akan menciptakan keinginan kuat untuk belajar.

Selanjutnya Dweck menulis bahwa dalam  grown mindset, kegagalan dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan, namun hal tersebut tidak mendefinisikan diri anda. Kegagalan hanya merupakan masalah yang harus dihadapi, ditangani dan menjadi kesempatan belajar.

Dalam laporan hasil penelitian berjudul "Pengaruh Growth dan Fixed Mindset terhadap Grit pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung" oleh Trisa Genia Chrisantiana dan Tessalonika Sembiring dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, menunjukkan bahwa Grit dipengaruhi oleh pola pikir tetap (fixed mindset) atau pola pikir berkembang (growth mindset). Mereka yang memiliki growth mindset akan cenderung menunjukkan kegigihan sehingga dapat mempertahankan ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang yang menantang. Sementara itu,  mereka yang memiliki fixed mindset yakin bahwa kualitas dan kemampuannya tidak dapat diubah dan dikembangkan lagi dengan usaha-usaha tertentu sehingga menunjukkan penurunan pada ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang yang menantang.

Sejauh ini, bagaimana menanamkan dan mengembangkan grit pada anak-anak saya masih menjadi pekerjaan rumah yang terus menjadi tantangan saya sepanjang menjadi orang tua dan tentu saja, butuh "kegigihan" ibunya ini 😊.

 

Pranala:

Chrisantiana, Trisa Genia , Sembiring, Tessalonika, "Pengaruh Growth dan Fixed Mindset terhadap Grit pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung" , Humanitas Volume 1, Nomor 2 Agustus 2017;

Duckworth, A.L., Peterson, C., Matthews, M.D., & Kelly, D.R. (2007), Grit: Perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and Social Psychology, 92 (6), 1087-1101);

Dweck, Carol S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success 1st edition. The Random House Publishing Group, New York;

 https://id.wikipedia.org/wiki/Daruma#.

Sabtu, 25 Juli 2020

Our QIF Journal : Obat Stress Murah Meriah

Masa di rumah aja sudah lewat empat bulan sekarang ini. Di awal masa PSBB dulu, macam-macam gaya sudah dicoba anak-anak selama pantang beraktivitas jauh di luar rumah. Mulai dari lomba jalan jinjit dari ruang tamu ke kamar tidur lalu ke dapur, main lempar bola di teras muka hingga garasi, bersih-bersih kotak mainan sampai susun ulang lemari baju, sampai menggambar mural di kamar tidur atau sekedar nge-jam bareng kakak adik ayah bunda dengan alat musik seadanya di ruang tengah. Rasanya suasana serupa liburan tak habis-habis 😁.

Dari ruang tamu mundur ke ruang tengah lama-lama mundur pula hingga ke dapur. Maka bertebaranlah tester ala-ala buatan anak-anak. Di mulai dari mug chocolate cake, pisang cokelat, pisang goreng keju, macaroni cheese, mi bangka hingga lasagna semua dicoba penuh suka cita,dimasak sendiri, dicoba sendiri di puji sendiri hihi.Bundanya sih senang-senang saja, selama tak terdengar keluhan "bosan" dan kelihatan gesture mati gaya,maka damailah hati bunda😉. Intinya sih, apa aja deh, selama hati anak senang, hati bunda harus legawa. Ruang tamu tak rapi, ruang tengah penuh crafting materials atau dapur berantakan seharian??? Think twice lah kalo mau ngomel-ngomel. Selain omelan bunda bisa jadi perusak suasana, dipikir-pikir kan emang gak ada gunanya dan buang-buang energi negatif aja. Mending ikutan aktivitas anak-anak,dengan niat refreshing dan menyalurkan energi. Syukur-syukur ketemu resep andalan trus malah bisa berujung jualan online,lumayan buat hiburan dimasa banyak di rumah seperti sekarang. Hati senang, tambah ilmu dan jauh dari stress.

Btw, resep-resep ala-ala anak-anak bakal tayang juga nanti disini (sabar ya😉) , sementara spoileran dulu aja. Dilanjut lah ceria di rumah nya ya😊. Salam sabar dan semangat.