Senin, 12 Maret 2012

Beginilah Cara Kakak dan Ayomi Belajar PPKn..;)

Sejak tinggal di Adelaide, akhir pekan hampir selalu menjadi ajang bersosialisasi bagi kami. Sepertinya adaaaa saja kegiatan atau acara yang bisa kami hadiri, entah itu pengajian, barbeque, menonton berbagai festival, atau sekedar bertemu dengan teman-teman dari Indonesian Community. Kebetulan pula, ayah adalah ketua salah satu ranting perhimpunan pelajar Indonesia-Australia, sehingga seringkali kami diajak menghadiri acara-acara yang diadakan oleh organisasi ini.


Bagi kakak dan little Ayomi, kesempatan bertemu banyak orang seperti ini memberi nilai tersendiri. Dalam Indonesian Community , teman-teman kami berasal dari macam-macam suku di Indonesia. Kakak dan Ayomi mengenal beragam suku semisal Sunda, Minang, Ambon, Papua, Minahasa, Batak, Madura, Bali, Lombok, dan lainnya termasuk adat , budaya dan bahasanya dari berbagai kesempatan berkumpul dengan teman-teman ^^. Saat kami, orang tua mengobrol, anak-anak juga membuka percakapan dengan teman-tean sebayanya.  Belum lagi, mereka juga dikenalkan dengan berbagai macam jenis masakan daerah, mulai mie aceh, mi kocok Bandung, rendang Padang, sate Madura, Sate Padang, Soto Banjar, dan berbagai penganan asli daerah lainnya. Maklumlah, setiap ada acara kami disini terbiasa membawa makanan masing-masing untuk berbagi, istilahnya sharing plate. Sepertinya, setelah jauh dari Indonesia anak-anak malah makin Indonesia deh..



Kesempatan menemani ayah dalam berbagai acara organisasi pelajar juga membuka khasanah baru bagi kakak dan Ayomi. Mereka jadi bisa melihat langsung proses musyawarah dan pengambilan suara, bahkan bagaimana cara ayah dan teman-teman menyusun struktur organisasi atau mengordinasikan suatu event tertentu. Kalau di bangku sekolah dulu mereka hanya membaca soal proses demokrasi dalam buku teks, disini mereka malah dapat melihat dan merasakan langsung proses tersebut. Bagusnya, mereka kadang juga mempraktikan sendiri cara-cara bermusyawarah ala ayah dan teman-teman ketika mereka sedang bermain bersama teman-teman sebaya. Misalnya saat mereka memutuskan akan mengisi liburan musim panas, mereka berembug dan melakukan voting untuk memilih jenis kegiatan yang akan mereka lakukan bersama. 



Hal lain yang jelas-jelas dipelajari anak-anak adalah soal toleransi dan kerja sama. Dengan beragamnya teman kami yang berasal dari berbagai suku di Indonesia dan teman-teman yang berasal dari banyak negara, anak-anak jadi terbiasa menghadapi keberagaman tata cara dan adat istiadat. Satu hal yang bisa dijadikan bekal hidup mereka kelak, bahwa menjadi berbeda itu lumrah adanya. Bahwa untuk menjalani harmoni kita harus bersedia berbagi dan menerima orang lain apa adanya. Soal kerja sama, anak-anak seringkali diminta ayahnya atau saya untuk membantu mempersiapkan suatu kegiatan atau berkontribusi dalam kegiatan tertentu. Misalnya saat menemani ayah menjemput teman-teman pelajar asal Indonesia yang baru tiba di bandara Adelaide, kakak dan Ayomi bertugas membagikan peta dan brosur-brosur yang telah disiapkan ayah dan teman-teman kepada oom dan tante yang baru tiba. Mereka juga ikutan membantu saya menyiapkan menu "selamat datang" sebagai bekal teman-teman yang baru tiba tadi. Karena kerap kali turut serta bekerja bersama seperti ini,  anak-anak kini mulai terbiasa menikmati "kerepotan" nya. Malahan, jika ayah baru bercerita tentang rencana diadakannya suatu kegiatan, mereka sudah menawarkan diri terlebih dulu untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. 



Teringat buku teks sekolah anak-anak bertajuk PPkn, jika kami rangkum menjadi satu, mungkin yang sedang dijalani kakak dan Ayomi sekarang adalah ringkasan bahan ajar dalam buku teks mulai kelas 1 hingga kelas 5..^^.(.soalnya masih ada bahan tertinggal, terkait pengetahuan tata urutan perundangan dan struktur pemerintahan..hehe..mungkin bisa kita ajak mereka menyaksikan berita di televisi). Kalau saja perlu tes untuk mengujinya, soal yang akan saya buat untuk mereka bukanlah soal pilihan ganda, tapi ujian praktek sosialisasi dengan tetangga..;)..


Melakukan itu cara belajar yang efektif ternyata...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar