Kamis, 03 Mei 2012

Kakak's Delivery Service

Beberapa kali uji coba membuat jajanan khas Indonesia di dapur kami, saya akhirnya berani juga mulai mencoba  menjualnya kepada teman-teman dekat. Hitung-hitung uji nyali sebagai koki sekaligus pemasar ^^. Saya memulainya pada suatu akhir pekan, dengan pertimbangan, kegiatan saya tidak sebanyak di hari-hari kerja. Paling tidak tidak perlu mengantar jemput anak-anak ke sekolah atau latihan berenang. Tambahan pula, di akhir pekan, saya bisa mendapat bantuan anak-anak untuk berkreasi di dapur saya. Bagi mereka, ikutan bunda bersibuk ria di dapur sama asiknya dengan aksi cooking time di sekolah mereka atau mengikuti acara "I Can Cook" yang ditayangkan salah satu saluran anak-anak jaringan BBC.

Menu yang pertama kami tawarkan adalah mi ayam bangka dan batagor kreasi sendiri. Sehari sebelumnya kami sudah menawarkan menu tersebut ke teman-teman dan mulai menerima pesanan. Kakak membantu mencatat pesanan yang masuk serta menentukan kapan pesanan tersebut akan diantarkan kepada pemesan. Karena kebanyakan pemesan tinggal tak jauh dari rumah kami, kakak berinisiatif menawarkan diri mengantarkan pesanan-pesanan tersebut. Wah, saya senang sekali, karena bisa berkonsentrasi memasak dan setidaknya tidak harus bolak balik naik dan turun tangga (wheww..bunda malas olah raga ya kak..:p).

 mi ayam bangka kreasi dapur kami ..^^
 
 yang ini batagornya..tentu plus sambel kacangnya :)

 Di hari yang dijanjikan, kakak sudah siap dengan layanan pesan antarnya. Walaupun sebelumnya tidak ada kesepakatan antara saya dan kakak, setelah semua pesanan terkirim saya memberinya keping koin AUD $3. Kakak senang sekali, dengan tersenyum ia menerima koin-koin itu, "ini buat aku Bun?, tapi kan aku tadi memang mau bantu bunda, jadi aku gak perlu di kasih hadiah" katanya
"iya, that's ok, Bunda memang mau sharing kok sama kakak, makasih ya udah dibantuin" sahut saya, "ngomong-ngomong uangnya buat apa nih kak?"
Kakak berlari ke kamarnya lalu tak lama keluar lagi sambil menunjukkan sebuah katalog berisi daftar harga buku yang ditawarkan dalam bazaar buku di sekolahnya. Ia menunjukkan satu buku yang sudah ditandainya dengan spidol, "ini loh Bun, aku pingin beli buku tentang cara membuat gelang persahabatan, hand made, harga bukunya $19. Sebenarnya aku mau minta bunda untuk membelikan, tapi ini kemahalan ya?" katanya dengan nada ragu.
"Wahhh, masih banyak dong kurangnya kalo begitu"kata saya. Kakak tersenyum, "hmmm, Bunda uda kasih aku ide barusan, makanya Bun, kalau ada tugas yang lain-lain lagi, boleh deh aku yang kerjakan, tapi nanti dapat tips ya" lanjutnya sambil tersenyum lebih lebar.
kakak's delivery service..^^
Hehe, belajar bisnis juga dia rupanya. Setelah menimbang-nimbang akhirnya kami bersepakat, untuk urusan delivery service jajanan kreasi dapur kami, saya akan pakai jasanya, dan ia akan mendapat sharing keuntungan dari saya, demikian juga jika ada tugas lain diluar tugas rutinnya sehari-hari (kakak menjadi menteri kebersihan di rumah kami, baca kisahnya disini), ia tidak akan menerima tips apapun. Jika batas waktu pemesanan buku dari sekolah telah lewat dan uang untuk membeli buku idamannya belum juga terkumpul, saya bersedia menambah kekurangannya, dengan catatan ia benar-benar serius berkreasi sesuai panduan isi buku tersebut.

Kakak kelihatan senang dengan kesepakatan ini, "oke Bun, deal" katanya. 
Dari momen ini saya belajar tentang bagaimana mengajari anak-anak untuk bertanggung jawab, pun sekaligus mengajari mereka untuk menghargai hasil usaha mereka. Bagi kakak, ia mendapatkan pengalaman kerja pertamanya dan ia belajar bahwa untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya, ia perlu berusaha terlebih dahulu. Sama halnya dengan apa yang diusahakan oleh ayah dan bundanya untuk memenuhi keperluannya. Bahwa setiap keinginan hanya bisa dicapai melalui usaha. Mudah-mudahan ia bisa menghargai lebih dan mensyukuri setiap hal yang telah diperolehnya selama ini :).

 Kapan anak diajari cara mengelola uang? bisa ditemukan disini




Tidak ada komentar:

Posting Komentar